Friday, April 3, 2020

Sambat: Indikator Seseorang Masih Hidup
Sambat

Kita hidup di dunia yang dilingkupi oleh berbagai macam ketidak pastian yang bisa saja meruntuhkan rencana yang telah kita siapkan sedemikian rupa sebelumnya. Ekspektasi sudahlah menjadi suatu hal yang tak asing lagi hinggap dipikiran setiap manusia. Karena pada realitanya kerapkali manusia tak pernah berhenti menaruh harap namun sedikitpun tidak pula diimbangi dengan sebuah tindakan yang tepat untuk mewujudkan harapannya. Pada akhirnya kekesalan ataupun kesulitan yang mereka rasakan diluapkan dalam bentuk keluhan kepada kolega, teman satu kontrakan, atau barangkali kepada pacar yang di mana fase ketika kita mengeluhkan rasa kesal atau kesulitan ini dinamakan sebagai sambat.

Mungkin bukan hal yang baru lagi kata sambat melintas di telinga anda atau barangkali hari ini anda telah mendengar lebih dari seribu satu sambat dari berbagai sumber asalnya. Ataukah mungkin saat ini anda baru saja sambat kepada teman anda seperti; "Jangankan beli rokok enak, makan sehari sekali saja cuman pake tempe, tanpa sayur lagi".

Sebagai makhluk hidup memang penting bagi kita untuk tetap bersosialisasi dengan lingkungan yang ada di sekitar kita, baik dalam menambah wawasan, tolong menolong, serta beramah-tamah untuk menjaga keharmonisan sosial. Namun apa jadinya bila kita kumpul bersosialisasi hanya untuk saling mengunggulkan sambat satu sama lain.

Alangkah baiknya jika sesekali Anda menggunakan nalar anda untuk memahami bahwa apakah memang diperlukan sambat banyak-banyak pada orang lain, toh nantinya mereka juga tidak memiliki solusi atas kerisauan anda, belum lagi orang yang anda sambati itu juga punya masalahnya sendiri. Itulah hidup, masalah adalah teman setia tergantung pada bagaimana cara kita menghadapinya.

Tapi di sinilah letak keunikannya yaitu ketika anda mendapati sebuah masalah dan secara refleks anda sambat kepada orang-orang terdekat anda itu merupakan sebuah indikator bahwa anda benar-benar masih hidup. Lantas alasan spesifik yang mendasari argumen ini kembali lagi kepada apa yang telah menjadi suatu realitas bahwasanya hidup tak pernah terlepas dari masalah. Berarti dengan anda sambat, anda telah dihadapkan pada suatu masalah dan hidup memang sudah identik dengan adanya masalah. Berarti hanya dengan punya masalah anda sudah hidup.

Sambat memang tidak dilarang, tapi apa jadinya bila anda terus-terusan sambat lalu tanpa disadari hal tersebut mendarah daging dan menjadi candu bagi anda. Pada akhirnya tanpa sambat hidup terasa tidak afdol. Lebih dari itu ada bagusnya bila anda tak berkoar-koar tentang masalah yang anda hadapi dan fokus memutar otak mencari cara mengatasi permasalah tersebut ala anda sendiri. Bukankah dalam hidup yang paling pokok adalah bagaimana cara kita menyelesaikan berbagai macam persoalan yang ada, maka dari itu manusia diciptakan lengkap dengan akal pikirannya.

a guy create content in the form of writing, images or videos that will be uploaded on social media for entertain and inspires of many people.

Nothing else is fun other than designing. So, digital content creator is my passion.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+628**********

Address :

Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Email :

novabillshcatastrophe@gmail.com