Friday, May 28, 2021

Proyeksi diri: Antara Self Defense Mechanism dan Gangguan Kepribadian Paranoid
Proyeksi Diri Antara Self Defense Mechanism atau Paranoid
Pernahkah kalian merasakan hal berikut; menganggap orang lain berpikiran buruk terhadap kalian, merasa ada seseorang memperhatikan dan menaruh perasaan kepada kalian, berpikiran ada orang yang sedang meremehkan kalian, mulai melempar kesalahan kepada orang lain dan mendeklarasikan bahwa kalian tidak bersalah hanya karena ingin terhindar dari beban moral, tindakan inilah yang disebut sebagai proyeksi diri.

Secara tidak sadar proyeksi diri hadir lantaran asumsi kita terhadap orang lain yang membuat diri sendiri menjadi tidak nyaman. Proyeksi diri pada akhirnya mengalihkan emosi yang tidak diinginkan oleh diri sendiri terhadap orang lain. Sehingga proyeksi diri ini menempatkan emosi atau apa yang tengah dirasakan oleh dirinya sendiri kepada orang lain.

Definisi proyeksi diri


Konsep proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud berdasarkan, pengalamannya menangani pasien. Sigmund Freud melihat pola yang serupa, terkadang pasien menganggap orang lain memiliki emosi yang sama dengan dirinya. Layaknya sebuah cermin, objek yang ada di dalam cermin merupakan refleksi dari diri kita sebenarnya. Seperti halnya bercermin, proyeksi mendorong kalian untuk melihat pikiran dan perasaan orang lain persis seperti apa yang kalian pikirkan dan rasakan juga.

Memproyeksikan pikiran kepada orang lain merupakan hal alami yang terjadi sebagai bentuk self defense mechanism. Contohnya ketika kalian menyukai seseorang. Bukannya melakukan proses pendekatan dengan baik, kalian malah berpikir bahwa seseorang tersebut juga menyukai kalian karena proses dari proyeksi diri. Pada akhirnya kalian terburu-buru menyatakan perasaan dan hasilnya berujung pada penolakan.

Hanya ada satu cermin, yaitu cermin dari dalam diri. Semua yang kamu lihat dari luar merupakan refleksi apa yang sedang kamu pikirkan

Mengapa seorang melakukan proyeksi diri


Orang yang melakukan proyeksi diri biasanya mereka yang tidak mengenali dirinya dengan baik dan tidak mau berdamai dengan dirinya sendiri. Dengan melakukan proyeksi diri; menempatkan orang lain memiliki emosi dan kekhawatiran yang sama, akan membuat mereka jadi lebih baik dan tenang sehingga dapat mengabaikan emosi negatif ini.

Bagi mereka yang kurang rasa percaya diri dan terlalu rendah diri, cenderung kerap memproyeksikan emosinya kepada orang lain. Dalam skala yang lebih serius, akan mengarah dan menjadi indikasi masalah gangguan kepribadian paranoia. Dengan menggambarkan rasa benci yang ia miliki lalu menduplikatkan kepada orang lain, mereka akan merasa was-was dan menutup dirinya dengan alasan tidak percaya dengan orang yang baru ditemuinya. Atas rasa ketidaknyamanannya, muncul kecemasan yang berlebihan, berpikiran tidak rasional dan mulai delusi.

Motif seseorang melakukan proyeksi diri cenderung berusaha untuk melindungi dirinya dan keharusan mengakui hal yang tidak mereka sukai. Pada hakikatnya manusiawi bila seseorang lebih nyaman melihat kualitas negatif pada diri orang lain dari pada dalam diri mereka sendiri.

Bagaimana cara menghentikannya


Pada beberapa situasi, setiap orang bisa saja berpotensi melakukan proyeksi diri. Untuk menghindari atau meminimalisir proyeksi diri ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

Mulailah kenali dan berdamai dengan diri sendiri, dengan melakukan refleksi diri karena dengan hal ini membantu seseorang melihat dirinya secara objektif.

Tanyakanlah pada orang terdekat, yang sekiranya orang tersebut bisa memahami kalian. Cobalah untuk bersikap lebih terbuka dan jujur, selanjutnya siapkan mental kalian saat menerima jawabannya.

Jangan segan untuk konsultasi kepada orang yang ahli di bidang ini. Tentu saja mereka akan memberikan penjelasan yang lebih spesifik dan akurat dalam mengidentifikasi bagaimana proyeksi diri dapat terjadi.

Dengan melakukan hal-hal di atas, diharapkan kepercayaan diri dapat meningkat, yang pada akhirnya memberikan efek yang baik pada hubungan sosial kalian dengan orang lain, seperti halnya hubungan kalian dengan kolega, sahabat, pasangan dan orang di lingkungan sekitar kalian akan terjaga. Tidak ada lagi kebiasaan menyalahkan orang lain. Karena hidup sehat bukan tentang sekedar fisik, tapi juga psikis kita juga perlu diperhatikan.

a guy create content in the form of writing, images or videos that will be uploaded on social media for entertain and inspires of many people.

Nothing else is fun other than designing. So, digital content creator is my passion.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+628**********

Address :

Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Email :

novabillshcatastrophe@gmail.com