Welcome!

I am Billy Wu Web Designer Content Creator

View Work Hire Me!

About Me

Web Design
Coding
Typhography
Marketing
Who am i

Billy Wu.

Content Creator

a guy create content in the form of writing, images or videos that will be uploaded on social media for entertain and inspires of many people.

Nothing else is fun other than designing. So, digital content creator is my passion.

Services

Web Design

start build your own website and earn income from your site

Coding

change the UI of your site with clean code into modern and minimalist style to get more visitors

Typhography

make your social media stories more interesting and expand your reach of insight

Marketing

create a logo and promote your business to reach more customers

Our Blog

Blogger: Per-Blogger-an Duniawi Makin Lesu

Dunia blogging lesu

Pengaruh dari perkembangan teknologi telah menyeret kita pada serangkaian behavior yang baru. Terjadi transfigurasi pola minat orang banyak, hingga menimbulkan pergeseran konsumsi di kalangan masyarakat. Di antara sekian banyak diferensiasi yang ada, pada opini kali ini, gua bakal arahin ke satu pembahasan spesifik yaitu tentang lesunya per-blogger-an duniawi oleh konten media sosial yang lebih menarik minat publik.


Di sini gua, yang khususnya bergulat di bidang blogging, udah mulai ngerasain gejolak-gejolak susahnya dapet viewer di balik bayang-bayang platform media sharing networks yang berfokus menyajikan konten visual video, katakanlah Instagram, YouTube, Tik Tok, dan Snack Video.


Meskipun Blog dan YouTube sama-sama platform media sosial, namun dua platform tersebut masuk kedalam kategori tipe media sosial yang berbeda. Lebih lengkapnya lu bisa cek di artikel Glints, 4 Tipe Media Sosial yang Harus Kamu Ketahui Beserta Contohnya


So, lanjut ke pembahasan opini. Semakin maju teknologi, pola perilaku publik barangsur berubah. Dari yang awalnya orang-orang baca step by step buat cake di majalah, lanjut di blog karena lebih menang milih, dan sekarang pada lebih milih nonton di yt dengan dalih lebih simpel, apalagi yang ngisi kontennya goodlooking.


"Tidak ada hal yang lebih pasti selain perubahan"


Even lu bagi preset Lightroom di blog yang lu punya, pasti bakalan kalah efisien juga ama yang orang lain bagi di Instagram mereka, tapi beda ceritanya kalo lu pasang link download file raw nya sekalian.


Gua pengen nge-jokes, cuman gua salurin lewat akun blogger. Alih-alih menghibur gua malah ngedapetin komentar "krik-krik" di postingan gua. Bukan suatu masalah yang perlu dibesar-besarkan, karena gua udah mencoba memposisikan diri gua sebagai pembaca juga dan hasilnya memang beda. Dengan lu berbagi jokes lewat video, at least lu bisa nampilin gerakan yang bisa ngedukung jokes yang coba lu bagiin sehingga outputnya yang dihasilkan jadi ga terlalu kaku.


Bukan berarti gua berusaha untuk menyurutkan semangat kawan-kawan blogger, karena dibalik hampir semua konten bisa diusung melalui video, ada beberapa hal yang gua rasa kurang tepat kalo di bawain lewat video, seperti halnya Karya Sastra, Rekomendasi Brand, berbagi kode javascript, dan blog download.


Meskipun motivasi orang ngeblog itu beda-beda, cuma satu pesen gua, meskipun ujung-ujungnya orientasi lu ke duit jangan sampe demi nyari visitor, lu punya blog lu isi ama perkara yang berbau-bau naga. Jangan bro, karena se-hits nya blog yang isinya bau naga ini pasti lu kaga berani masang nama ato identitas asli lu di situ. Terus apa gunanya tu blog ada kalo bukan buat nunjukin eksistensi ama nge-branding diri. 

Proyeksi diri: Antara Self Defense Mechanism dan Gangguan Kepribadian Paranoid

Proyeksi Diri Antara Self Defense Mechanism atau Paranoid
Pernahkah kalian merasakan hal berikut; menganggap orang lain berpikiran buruk terhadap kalian, merasa ada seseorang memperhatikan dan menaruh perasaan kepada kalian, berpikiran ada orang yang sedang meremehkan kalian, mulai melempar kesalahan kepada orang lain dan mendeklarasikan bahwa kalian tidak bersalah hanya karena ingin terhindar dari beban moral, tindakan inilah yang disebut sebagai proyeksi diri.

Secara tidak sadar proyeksi diri hadir lantaran asumsi kita terhadap orang lain yang membuat diri sendiri menjadi tidak nyaman. Proyeksi diri pada akhirnya mengalihkan emosi yang tidak diinginkan oleh diri sendiri terhadap orang lain. Sehingga proyeksi diri ini menempatkan emosi atau apa yang tengah dirasakan oleh dirinya sendiri kepada orang lain.

Definisi proyeksi diri


Konsep proyeksi pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud berdasarkan, pengalamannya menangani pasien. Sigmund Freud melihat pola yang serupa, terkadang pasien menganggap orang lain memiliki emosi yang sama dengan dirinya. Layaknya sebuah cermin, objek yang ada di dalam cermin merupakan refleksi dari diri kita sebenarnya. Seperti halnya bercermin, proyeksi mendorong kalian untuk melihat pikiran dan perasaan orang lain persis seperti apa yang kalian pikirkan dan rasakan juga.

Memproyeksikan pikiran kepada orang lain merupakan hal alami yang terjadi sebagai bentuk self defense mechanism. Contohnya ketika kalian menyukai seseorang. Bukannya melakukan proses pendekatan dengan baik, kalian malah berpikir bahwa seseorang tersebut juga menyukai kalian karena proses dari proyeksi diri. Pada akhirnya kalian terburu-buru menyatakan perasaan dan hasilnya berujung pada penolakan.

Hanya ada satu cermin, yaitu cermin dari dalam diri. Semua yang kamu lihat dari luar merupakan refleksi apa yang sedang kamu pikirkan

Mengapa seorang melakukan proyeksi diri


Orang yang melakukan proyeksi diri biasanya mereka yang tidak mengenali dirinya dengan baik dan tidak mau berdamai dengan dirinya sendiri. Dengan melakukan proyeksi diri; menempatkan orang lain memiliki emosi dan kekhawatiran yang sama, akan membuat mereka jadi lebih baik dan tenang sehingga dapat mengabaikan emosi negatif ini.

Bagi mereka yang kurang rasa percaya diri dan terlalu rendah diri, cenderung kerap memproyeksikan emosinya kepada orang lain. Dalam skala yang lebih serius, akan mengarah dan menjadi indikasi masalah gangguan kepribadian paranoia. Dengan menggambarkan rasa benci yang ia miliki lalu menduplikatkan kepada orang lain, mereka akan merasa was-was dan menutup dirinya dengan alasan tidak percaya dengan orang yang baru ditemuinya. Atas rasa ketidaknyamanannya, muncul kecemasan yang berlebihan, berpikiran tidak rasional dan mulai delusi.

Motif seseorang melakukan proyeksi diri cenderung berusaha untuk melindungi dirinya dan keharusan mengakui hal yang tidak mereka sukai. Pada hakikatnya manusiawi bila seseorang lebih nyaman melihat kualitas negatif pada diri orang lain dari pada dalam diri mereka sendiri.

Bagaimana cara menghentikannya


Pada beberapa situasi, setiap orang bisa saja berpotensi melakukan proyeksi diri. Untuk menghindari atau meminimalisir proyeksi diri ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

Mulailah kenali dan berdamai dengan diri sendiri, dengan melakukan refleksi diri karena dengan hal ini membantu seseorang melihat dirinya secara objektif.

Tanyakanlah pada orang terdekat, yang sekiranya orang tersebut bisa memahami kalian. Cobalah untuk bersikap lebih terbuka dan jujur, selanjutnya siapkan mental kalian saat menerima jawabannya.

Jangan segan untuk konsultasi kepada orang yang ahli di bidang ini. Tentu saja mereka akan memberikan penjelasan yang lebih spesifik dan akurat dalam mengidentifikasi bagaimana proyeksi diri dapat terjadi.

Dengan melakukan hal-hal di atas, diharapkan kepercayaan diri dapat meningkat, yang pada akhirnya memberikan efek yang baik pada hubungan sosial kalian dengan orang lain, seperti halnya hubungan kalian dengan kolega, sahabat, pasangan dan orang di lingkungan sekitar kalian akan terjaga. Tidak ada lagi kebiasaan menyalahkan orang lain. Karena hidup sehat bukan tentang sekedar fisik, tapi juga psikis kita juga perlu diperhatikan.

Tiktok: Lahan Ternak Generasi Kreatif Menyajikan Konten yang Atraktif

Medsos Tiktok
Dari sekian banyak platform media sosial yang ada, mungkin sudah bukan asing lagi bagi kalian untuk yang satu ini. Aplikasi ini memungkinkan kalian membuat video pendek nan singkat dengan durasi berkisar sekitar satu menit sampai tiga menit untuk versi terbaru. Memangnya aplikasi apalagi jika bukan Tiktok.

Meski baru-baru ini terdapat kompetitor dengan fitur serupa yang tengah gencar-gencarnya mengiklankan aplikasi mereka disana-sini (Snack Video), bahkan strategi promosi yang mereka gunakan hampir memasuki ranah Billboard di kota-kota besar Nusantara, menggeser gambar-gambar caleg yang bisa jadi mengobati rasa jenuh masyarakat lataran muak melihat komuk-komuk calon koruptor. Namun aplikasi Tiktok masih saja diminati oleh segenap lapisan masyarakat, baik dari strata bapak-bapak ronda malam komplek, janda muda anak dua, pujangga kehabisan kata-kata untuk berkarya, empunya Revo koperasi yang kerap sambat karena nasabah marah-marah setiap diminta bayar cicilan, remaja masjid basis tawuran, ughtea tongkrongan pecinta seblak, hingga anak-anak bau kencur ribut by one Epep. Bagaimana pun juga aplikasi Tiktok berhasil menguasai segmen pasar di segala kalangan usia.

Uniknya meskipun saya sendiri belum pernah menginstal platform media sosial yang satu ini, bagaiman saya bisa mengulas sedikit tentang aplikasi ini?. Jawabannya sederhana, tanpa saya harus menginstal aplikasi ini, sepotong, dua potong atau banyak potongan konten aplikasi ini bisa menyusup ke dalam instagram; platform media sosial berkelas milik Mark Zuckerberg. Anehnya tak ada sedikitpun rasa bersalah atau berdosa bagi mereka para peng-upload ulang konten Tiktok ini, karena sebenarnya tidak ada aturan yang melarang meng-upload ulang postingan aplikasi lain ke dalam aplikasi instagram.

Pesan khusus dari saya: "Bagi anda yang sudah berkecimpung dalam aplikasi Tiktok, teruslah berkarya. Karena setiap gerak-gerik memalukan anda adalah puing-puing rupiah bagi konten YouTube saya.".

Konten dari aplikasi Tiktok cukup beragam, selayaknya warna pada pelangi yang hadir sebab keraguan sang hujan membasahi bumi. Namun awal mula masuknya aplikasi ini di tanah bentrok kita yang tercinta, platform ini dulunya hanya menampilkan Ani-Ani yang tengah berjoget-joget rodi karena tak dapat saweran, hingga muncul postingan yang cukup mengesankan dimulai dari cuplikan gameplay dari beberapa game multiplayer, tips tampil kece ala ootd, lipsing di kamar mandi, drama pendek membuat gigi kering, prank yang cringe, sampai langkah-langkah membuat kue emergency karena krisis keuangan ketika pacar minta hadiah di hari jadian. Cukup beragam bukan?.

Saya sangat mengapresiasi sekali bagaimana mereka; para pengguna aplikasi ini, turut aktif berkontribusi menyajikan konten yang sangat bervariasi, tak terbatas hanya dengan jumlah durasi yang ditawarkan oleh si pembuat aplikasi. Mereka konsisten berkreasi, hadir dengan segala inovasi-inovasi, berani mempermalukan diri, dihujat kesana-kemari pada awal kemunculan aplikasi, hingga mendapat sambutan hangat dari kalangan para selebriti yang menandakan puncak keberhasilan peluncuran aplikasi ini.

Entah mengapa saya sendiri masih enggan menginstal aplikasi ini, akan tetapi bukan berarti saya melarang kalian untuk ikut meramaikan dan berkontribusi. Namun eksistensi mendahului esensi, jadi lakukanlah apa yang kau sukai dan jangan pernah berhenti, barangkali suatu hari nanti apa yang kau sebut hobby mampu menghasilkan komisi untuk tetap bertahan di dunia yang rumit ini.

Distro: Brand Lokal Hypebeast Bertema Dark

Brand lokal hypebeast bertema dark
Hey Novabians, bagaimana kabar kalian?... semoga baik-baik saja, ya. Pada artikel kali ini Novabillsh.id menghadirkan 5 rekomendasi distro lokal hype-abis bertema dark. Dan pastinya rekomendasi brand lokal yang Novabillsh.id bagikan kepada kalian berbeda dengan kebanyakan 
artikel tentang rekomendasi brand lokal di situs-situs lainnya dan dijamin 'worth it'.

Saat ini gaya berpakaian streetstyle tengah mendominasi. Terutama untuk kawula muda, mereka sangat gemar tampil 'eye catching' dan fashionable sebagai media unjuk ekspresi dan eksistensi didepan kawan sebayanya. Maka dari itu, fashion dengan konsep distro menjadi suatu komoditas yang wajib dimiliki selain pakaian formal sebagai streetstyle kalian untuk kegiatan yang bersifat santai atau non-formal.

Bicara soal brand clothing, tentu pikiran setiap orang mempersepsikan bahwa fashion yang keren pasti harganya haruslah mahal. Realitanya, untuk tampil trendy tidak perlu membeli produk 'high end' yang harganya di luar ekapektasi. Di dukung dengan hadirnya brand clothing lokal, kita juga bisa tampil oke dengan harga yang normal namun menawarkan desain dan kualitas jempolan.

Masalah harga, distro lokal memberikan penawaran harga cukup terjangkau dikarenakan brand lokal tidak perlu melakukan proses pembayaran ekstra baik berupa pembiayaan bea impor yang berkisar 10% maupun pembiayaan di bidang pendistribusian produknya.

Lebih lanjut, inilah rekomendasi brand distro lokal yang bisa kalian temukan di aplikasi belanja daring milik kalian yang desainnya tak kalah keren dari brand distro luar negeri dengan harga yang 'humble' versi Novabillsh.id.



Maternal Disaster


1. Maternal Disaster


Rekomendasi pertama pada artikel kali ini ada brand distro Maternal Disaster yang secara visual menawarkan konsep cukup menarik. Di balik kesuksesan Distro ini ada pemuda kelahiran Bandung, Vidi Nurhadi seorang yang pernah duduk di bangku perkuliahan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITENAS bersama rekannya Agan Ahsan, mereka turut andil mengisi kultur busana dan fesyen street style di Indonesia sejak 2003. Berkat passion dan konsistensi mereka, Maternal Disaster mampu bertahahan dan menunjukkan eksistensinya sebagai brand Distro lokal ternama serta memiliki sembilan flagship store di beberapa kota besar yaitu Bandung sebagai markas utama, Bali, Malang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Balikpapan, Bintaro, dan Bekasi. Melalui proses kreatif, Vidi dan Agan memadukan beberapa elemen yang memuat kegemaran anak muda seperti musik hardcore dan metal, skateboarding, dan film horror, akhirnya menghasilkan kreasi fesyen stylish bertema dark yang memiliki nilai jual tersendiri dan menjadi ciri khas dari brand distro yang satu ini. Brand ini tidak hanya menawarkan clothing saja, beberapa item aksesoris dan merchandise juga hadir melengkapi style outfit kita.

Rentang harga: Rp.169.000 - 359.000

Tersedia di: Maternal Disaster

Maternal Disaster Store Bandung

Jl. Wira Angun no.4B, Bandung Wetan, Jawa Barat 40115.



Beholder Distro

2. Beholder


Di urutan kedua ada brand Beholder sebagai brand distro rekomendasi pada artikel kali ini. Beholder merupakan brand distro bertema dark, yang menjadikan inverted pentagram dan kepala Baphomet sebagai maskot utama mereka. Mereka menawarkan berbagai produk di antaranya T-shirt, long sleeve, crewneck, hoodie, backpack, dan cap.

Rentang harga: Rp.135.000 - Rp.300.000

Tersedia di: Beholder

Beholder's Shophouse

Jl. Surapati, no. 235A, Komplek Ruko PME no. 27, Bandung.



Heretic Deadly Distro

3. Heretic Deadly


Rekomendasi selanjutnya, masih dengan brand distro yang bertema dark, Heretic Deadly bisa anda tambahkan sebagai list koleksi fesyen streetwear lokal andalanmu. Selain menawarkan clothing utama, mereka juga menyediakan aksesoris seperti kacamata, earphone box, totebag, dan wallet.

Rentang  harga: Rp.39.000 - Rp.325.000

Tersedia di: Heretic Deadly

Heretic Deadly Merch

Jl. Cikutra, Gg. Suka pada I no. 75, Bandung, Jawa barat 40124.



Lawless Distro Jakarta

4. Lawless


Lawless hadir memberikan nuansa dark pada setiap katalognya. Brand yang satu ini juga berkolaborasi dengan Seringai, salah satu band metal di Indonesia. Mereka juga menjual Vinyl dari band rock terkenal mancanegara. Uniknya selain menjadi distrobution store, Lawless juga memiliki restoran burger yang menyajikan kreasi burger dipadukan dengan tempat yang bertema Rock 'n roll kontemporer.

Rentang harga: Rp.130.000 - Rp.575.000

Tersedia di: Lawless

Lawless Jakarta

Jl. Kemang Selatan VIII, no. 67K, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12730.



Dreadness apparel

5. Dreadness


Brand Distro yang satu ini masih tergolong baru. Dreadness merupakan brand distro asal Bengkulu. Produk yang ditawarkan pada katalog brand Dreadness untuk saat ini masih sebatas T-Shirt saja. Sesuai dengan nama brand ini 'Dreadness' yang memiliki arti ketakutan, brand ini mengusung tema dark dan Founder ingin menampilkan kesan horror dan creepy pada setiap produk yang diluncurkannya. Estimasi harga yang ditawarkan oleh Dreadness adalah Rp.130.000,-. Sementara ini offline store Dreadness belum ada, mereka masih memfokuskan penjualannya via online, namun tenang saja anda masih bisa membeli produknya pada laman instagram ini: Dreadnes...

Itulah beberapa brand lokal rekomendasi dari novabillsh.id, silahkan kirim komen kalian apabila ada Distro bertema dark yang belum masuk dalam daftar rekomendasi saya.

Salam Lokal Pride!

Media Sosial: Medium Panjat Sosial Berbasis Digital

Panjat sosial
Media sosial kerap kali dijadikan sebagai ajang unjuk kemewahan gaya hidup. Pada konteksnya sebagian besar orang yang menggunakan media sosial, dalam kesehariannya tak sejalan dengan apa yang tengah mereka coba pamerkan. Tujuan akhir dari tindakan tersebut tidak lain hanya ingin mendapatkan pengakuan serta kepopularitasan dalam suatu circle mengingat banyak sekali brand yang menggunakan konsep endorsement sebagai strategi digital marketing untuk mempromosikan produknya. Mereka (pengguna media sosial) perlahan mulai membaca peluang pasar dan berusaha ingin diterima menjadi bagian dari suatu brand tertentu untuk ikut andil dalam kegiatan berpromosi. Hasil akhir dari tindakan tersebut adalah memperoleh fee demi menutupi 'hajat' mereka. Dari motif tersebut maka timbullah suatu fenomena yang disebut dengan panjat sosial (social climber).

Apa itu Panjat sosial


Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, panjat sosial merupakan usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media sosial. Jadi pansos dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan citra diri dengan cara memperlihatkan potongan-potongan semu gaya hidup dan memberikannya sentuhan glamor yang kemudian diunggah baik pada status maupun story di berbagai platform media sosial untuk mendapatkan perhatian banyak orang. Bagi orang yang melakukan panjat sosial, hal yang mereka jadikan indikator status sosial tinggi adalah konsumsi. Mereka percaya bahwa mengonsumsi barang-barang 'tanda' dipadukan dengan gaya hidup 'hedon' mampu mendongkrak rasa percaya diri mereka dan akan merasa minder bila tidak mampu membeli. Pada akhirnya muncul suatu kondisi yang disebut dengan Conspicuous consumption yaitu sebuah kondisi dimana melakukan kegiatan konsumsi yang bukan untuk utilitas dasar, melainkan untuk memberi kesan atau pamer kepada orang lain.

Siapa saja yang berkemungkinan melakukan panjat sosial


Berdasarkan observasi yang diperoleh dari pengalaman berselancar di media sosial, umumnya panjat sosial identik dilakukan oleh kalangan menengah ke bawah. Pernyataan ini didasarkan pada rasio perolehan gaji bulanan serta keinginan mereka menaikkan 'secara paksa' taraf hidup mereka agar terlihat wah di mata khalayak ramai. Bisa katakan sebagai 'Besar pasak daripada tiang'. Bagaimana tidak, mereka (Sosial Climber) memeras pikiran dan tenaganya dari pagi hingga petang mengumpulkan pundi-pundi rupiah hanya untuk membeli barang yang mereka anggap pantas untuk mendeskripsikan tingginya status sosial mereka atau 'memaksakan diri' membeli produk yang memiliki nilai tanda lantas segera memamerkan di media sosial walaupun ditilik dari segi kegunaannya barang tanda (bermerek) yang mereka beli tersebut memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan barang lain sejenis yang berkategori 'biasa saja'.

Konsekuensi dalam digitalisasi adalah pertumbuhan kaum social climber yang begitu masif, berujung pada perubahan sistem konsumsi masyarakat dari membeli barang (komoditas) sebagai pemenuhan kebutuhan (needs) menjadi pemenuhan hasrat (desire).

Panjat sosial bersifat positif atau negatif


Sudah menjadi suatu statement yang umum bila aktivitas panjat sosial dinilai sebagai hal yang negatif. Akan tetapi bagi saya pribadi panjat sosial merupakan bagian dari cara kita untuk memperkuat branding diri. Tentu saja panjat sosial dapat dijadikan medium untuk memperlihatkan citra diri ataupun proyek yang kita miliki. Begitu banyak sekali orang tidak menyadari bahwa adanya korelasi antara panjat sosial dengan pekerjaan yang dijalani. Katakanlah seorang Blogger atau YouTuber memperlihatkan fashion dan fasilitas yang mereka gunakan pada unggahan akun media sosialnya itu sah-sah saja. Dengan memvisualisasikan cara berpakaian menarik, fasilitas pembuatan konten yang gahar, serta circle pergaulan yang dipenuhi oleh famous people bukankah mampu menaikkan tingkat kepercayaan publik terhadap situs atau akun YouTube yang mereka miliki. Itulah yang dinamakan 'panjat sosial yang elegan' dimana kita memamerkan skill, gairah serta kebolehan kita terhadap publik bukan hanya sekedar pamer gaya hidup hedon untuk menutupi ketidakmampuan dan kekurangan diri. Meskipun hidup bukan tentang bagaimana kita pamer-memamerkan namun adakalanya pamer diperlukan untuk menunjukkan eksistensi diri kita, seberapa tinggikah tingkat kemampuan kita menguasai suatu bidang dan passion dalam mengerjakan apa yang sudah menjadi minat kita. Pada akhirnya contoh singkat tentang sisi positif dari aksi panjat sosial menyadarkan kita seberapa pentingnya melakukan observasi secara menyeluruh untuk dapat menilai baik dan buruknya suatu tindakan yang mungkin saja suatu yang dipandang buruk bisa memberikan peluang keberhasilan bagi karier kita.

Konklusi


Era digital membuat kegiatan ber-panjat sosial ria menjadi lebih mudah dilakukan dan dapat menjangkau lebih luas audience dibantu oleh hadirnya media sosial yang mana tujuan utama penciptaan platform ini untuk memperluas jurang strata sosial masyarakat ditengah-tengah pesatnya kemajuan teknologi. Smartphone merupakan komoditas yang membuktikan majunya peradaban teknologi informasi dan komunikasi. Tak ayal lagi bila lebih dari separuh populasi manusia di bumi memiliki benda yang satu ini. Yang artinya, setiap kita bisa saja 'memanjat sosial terlepas dari adanya unsur kesengajaan atau ketidaksengajaan. Jika tujuannya untuk meningkatkan branding diri tentu bisa ditolerir. Tentu saja harus dibarengi dengan skill dan kemampuan. Memang pantas bagi seseorang untuk pamer ketika ada suatu hal yang bisa dipamerkan. Namun, jika anda tidak memiliki karya, prestasi, ataupun keahlian khusus maka percayalah, berhentilah melakukan panjat sosial sebelum menjadi bumerang bagi anda. Apabila tiba suatu masa orang-orang melihat ketidakmampuan dan kemiskinanmu mereka akan berusaha keras mencela dirimu. Cobalah untuk hidup lebih sederhana, tidak membohongi diri dan mulai berdamai dengan diri sendiri. Bukankah menjadi diri sendiri lebih autentik ketimbang memanipulasi diri.

Quarter Life Crisis: Pengingat Telah Memasuki Usia Produktif

Quarter Life Crisis

Anda tengah mengalami Quarter Life Crisis? Bingung? Apa langkah yang tepat untuk mengatasinya?, Akan saya bahas definisinya terlebih dahulu.

Quarter Life Crisis merupakan periode kehidupan biasanya terjadi pada rentang usia dua puluh sampai tiga puluh tahun-an, yang dalam hal ini seseorang jadi merasa ragu tentang hidup mereka dan tertekan dengan keadaan peralihan menuju ke kedewasaan.

Bagi anda yang terutama generasi 90's pasti sedang menjalani atau bertemu dengan fase yang tidak menyenangkan ini. Tanda-tandanya cukup mudah untuk bisa dikenali mulai dari bingung dengan tujuan hidup, krisis keuangan sementara orang-orang terdekat anda satu persatu mulai sukses sedang anda hanya jalan di tempat, sering berpikir sembari mengeluh tapi tidak ada tindakan yang nyata untuk terbebas dari keluhan tersebut, mencemaskan kualitas hidup masa mendatang, selalu terasa salah ketika melakukan berbagai macam kegiatan, dan lain sebagainya.

Stigma di atas muncul sebagai akibat dari proses kehidupan, paradigma, serta pengaruh lingkungan sekitarnya yang menghadirkan varian usia seseorang baru mendapati Quarter Life Crisis-nya dengan versi penyelesaian ala mereka masing-masing. Namun tidak bisa dibantah pula bahwa beberapa artikel yang tersedia di internet atau beberapa buku self-help bisa saja dijadikan referensi untuk membantu anda segera mengakhiri krisis tersebut.

Malangnya, di era digital yang modern ini lalu didukung dengan penggunaan platform media sosial skala besar-besaran tanpa disadari memacu krisis ini muncul pada usia yang sebenarnya belum masuk dalam kategori berdasarkan definisi dari krisis tersebut. Katakanlah seseorang yang sudah memiliki gejala Quarter Life Crisis di usianya yang masih 18 tahun. Hanya karena dia melihat unggahan foto yang 'wah' dari akun media sosial yang diikuti lantas mereka mulai mempertanyakan kehidupannya sendiri. 

Memang dengan adanya platform media sosial orang tentu bisa lebih mudah mengenal kehidupan secara luas, namun secara tanpa sengaja pada akhirnya timbul problem comparison (perbandingan atau membandingkan) diri sendiri dengan orang yang dilihatnya di dalam media sosial (ambil contoh Instagram) sehingga terciptalah suatu diferensiasi yang mendekatkan pada struktur kasta.


Membandingkan adalah pencuri sukacita

Perbandingan adalah hal yang perlu digarisbawahi dari sekian banyak pemicu lahirnya krisis seperempat abad ini. Karena dengan dimulainya membandingkan diri dengan yang lain, secara otomatis membuat anda menentukan indikator tertentu yang ujung-ujungnya anda jadikan sebagai standar penilaian bahwa hidup anda berjalan dengan baik. Namun realitanya hal tersebut malah menyeret diri anda untuk bertindak atau memiliki sesuatu hal yang di luar kemampuan anda.

Sadarilah keterbatasan diri, mulai berdamai dengan diri sendiri, pikirkanlah ada banyak hal di luar kendali anda, dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain karena sejatinya membandingkan diri merupakan proses penjauhan diri dari rasa tenang. Dan perlu diketahui bahwa Quarter Life Crisis sebagai pengingat bahwa anda telah memasuki usia produktif dan tentu saja dengan menjadi diri sendiri tidak membuat anda kekurangan untuk menghasilkan output yang baik. Jalani apa yang menjadi passion anda tanpa harus menengok kanan-kiri, kejarlah apa yang telah menjadi obsesi anda sepenuh hati, kerjakanlah segala sesuatu dengan teliti, sehingga anda menjadi sosok yang produktif tanpa harus menjadi orang lain.

Media Sosial Instagram: Wadah Bagi Pelaku Bisnis dan Pemasaran hingga Starsyndrome

Media Sosial Instagram

Era digital telah membawa kita pada perubahan teknologi mutakhir yang semakin memudahkan kita dalam melakukan proses pertukaran informasi serta transaksi. Internet menjadi komponen utama atau pondasi penting terciptanya era ini. Berbagai platform media sosial dan e-commerce dibuat demi memenuhi kebutuhan pasar terkait kecanggihan yang mampu memberikan alternatif untuk memberikan output keserba-instanan.

Namun pembahasan kali ini saya tekankan pada peran media sosial yang secara tidak langsung telah memberikan kontribusi terhadap aktivitas bertukar informasi serta pikiran menjadi dapat dilakukan walaupun terlihat ada perbedaan signifikan antara ruang dan waktu yang dapat membatasi aktivitas ini.

Meski secara primer media sosial diciptakan untuk tujuan sebagai wadah interaksi sosial, akan tetapi tak bisa dipungkiri lagi bila secara praktik platform ini dapat dijadikan sebagai ladang bisnis serta sarana yang tepat untuk melakukan kegiatan pemasaran. Khususnya pada media sosial Instagram.

Instagram menyediakan fitur yang dapat membantu kebutuhan promosi terhadap brand yang anda miliki. Hanya saja fitur yang ditawarkan untuk mempromosikan produk atau situs yang anda miliki tentu saja ada sejumlah harga yang harus dikeluarkan. Anda harus merogoh kocek dengan jumlah tertentu sesuai jangka waktu penayangan atas produk yang ingin anda promosikan.

Penyakit mental ini (Starsyndrome) tumbuh berkembang bersamaan dengan maraknya penggunaan platform media sosial pada era digital yang berbasis internet ini.

Selain itu, platform media sosial yang satu ini juga melahirkan banyak selebritas dengan standar kepopuleran tertentu yang bisa anda jadikan sebagai model untuk mengiklankan produk anda. Jadi selain mendukung kegiatan promosi, platform ini secara tidak langsung telah membukakan lapangan kerja bagi mereka yang memiliki popularitas cukup tinggi dikalangan sesama pengguna aplikasi Instagram ini. Sebut saja endorsemen media sosial.

Namun bagi mereka yang di sebut dengan Starsyndrome, ada motif lain yang mendorong mereka menjadi lebih aktif dalam menggunakan platform ini. Katakanlah motif tersebut adalah untuk diakui (admitted) dan dikenal (famed). Tanpa disadari mungkin alasan inilah yang mendasari dibuatnya tombol like dan komen pada platform media sosial. Yang pada akhirnya menyebabkan segelintir orang terjerumus ke dalam kubangan demi mencari ketenaran semata.

Starsyndrome, secara harfiah merujuk kepada mereka yang telah mempunyai segudang pencapaian (di segala bidang, baik seni, politik, olahraga, dan lain sebagainya) dan dikenal luas dan dapat dijadikan role model oleh publik. Namun pada realitanya, kerap kali orang yang notabene satu kali pun belum pernah memiliki pencapaian, hanya bermodal tampang lantas jepret sana-sini ditambah dengan sedikit sentuhan filter agar terlihat wah, bisa saja terjangkit penyakit mental yang satu ini.

Dengan berbekal anggapan bahwa mereka "merasa" memiliki haters, secara sepele mereka mengabaikan chat dari temannya yang katakanlah pernah ngopi segelas berdua dengan mereka. Seringkih itukah mental manusia di era digital ini?. Entahlah, saya pun tidak terlalu mengerti. Tapi ada satu hal yang pasti; penyakit mental ini tumbuh berkembang bersamaan dengan maraknya penggunaan platform media sosial pada era digital yang berbasis internet ini. Dan satu pesan dari saya, tetaplah mawas diri dan selalu berhati-hati.

Contact Us

Phone :

+628**********

Address :

Sukarame, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Email :

novabillshcatastrophe@gmail.com